Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

OTONOMI DAERAH DAN PERNIK-PERNIKNYA



Ida Prastiowati
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
    
Otonomi daerah seharusnya menjadi tantangan di sebuah daerah untuk menunjukkan bagaimana daerah tersebut bisa mengelola dengan baik atas apa yang dipunyai dan bagaimana dengan pengelolaan yang baik kemudian terjadi sinergi yang baik antara pemerintah daerah dengan masyarakat penghuninya. Urbanisasi yang berlebih adalah salah satu akibat yang terjadi atas ketidaktersediaan fasilitas dan kesempatan yang memadai atas daerah tersebut dengan kebutuhan penduduknya. Ini adalah masalah yang timbul dimana daerah  yang ditinggalkan mengalami defisit sumber daya yang  seharusnya bisa memajukan daerahnya tetapi justru pergi ke kota dan menambah masalah baru di perkotaan. Hal yang jarang disadari adalah para urban yang hanya melihat gebyar perkotaan dan tanpa mempersiapkan diri dengan matang sehingga hanya akan menimbulkan masalah baru yaitu bertambahnya pengangguran di kota dan kurangnya tenaga kerja di desa. Urbanisasi adalah salah satu bagian yang tak bisa dihindarkan dalam proses industrialisasi.
Urbanisasi  dan sumber daya lain dari desa ke kota diharapkan dapat memberikan sumbangan tenaga kerja yang murah untuk mendorong laju industrialisasi dikota lebih pesat. Kemudian sampai pada titik tertentu diharapkan bahwa tingkat urbanisasi akan menurun secara berangsur-angsur, disertai berkurangya kepadatan penduduk di desa dan produktivitas yang lebih tinggi di sektor pertanian. Dengan demikian, diharapkan agar penduduk desa pada umumnya tidak kalah makmurnya dengan para pekerja di kota industri. Migrasi akan sangat berkurang karena rangsangan ekonomi untuk berpindah tidak ada lagi. Meskipun ada beberapa kekecualian, industrialisasi tidak mampu mendorong seluruh masyarakat ke suatu tingkat yang lebih modern dan adil. Tampaknya, keseimbangan antara sektor pedesaaan dan sektor perkotaan masih jauh, dan menurut pandangan beberapa ahli ekonomi dan para pemimpin pemerintahan, keseimbangan itu tidak mungkin tercapai melalui kebijakan yang mengutamakan pertumbuhan industri modern saja. Tidak ada rumus matematik yang menentukan suatu batas tertentu sampai dimana kota-kota tidak boleh dikembangkan lagi. Masalah yang tak mudah untuk menyeimbangkan pembangunan desa dan kota dan disini dibutuhkan figur yang baik tapi pemimpin yang bener-bener bisa membawa pembangunan bagi daerah yang dipimpinnya.

Banyak hal yang masih perlu dipertimbangkan untuk pelaksaaan otonomi daerah, tetapi satu hal yang penulis ingin sampaikan adalah kesiapan pemimpin daerah yang mumpuni dan kesadaran masyarakat setempat untuk bekerjasama bersama-sama untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan daerahnya dalam pengelolaan dan pembagian hasil dari hasil yang dimiliki daerah tersebut.
Kata terakhir yang bisa penulis  sampaikan adalah diperlukan adanya kebijakan pemerintah daerah dalam otonomi daerahnya masing-masing dalam upaya mendukung strategi pembangunan masyarakat daerah yang mendasar sehingga dapat menjamin pembangunan di daerah dan mengurangi pengangguran masyarakat yang ada di kota.
Penulis  juga mengucapkan terimakasih karena adanya  ajang penulisan seperti ini  dan terutama ada dorongan yang cukup mendidik dari dosen terutama Ibu Shinta dan paling tidak bisa urun rembug sedikit,  yang mungkin bisa bermanfaat.

Citation:
Prastiowati, I. (2013). Otonomi daerah dan pernik-perniknya. Tulisan ini dipersiapkan untuk Lomba Penulisan Otonomi Daerah, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Isran Noor), pada Desember 2013 – Maret 2013.


Post a Comment

0 Comments