Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

UJI SUMUR (WELL TEST) YANG UMUM DILAKUKAN DI LAPANGAN MIGAS



Rauf Wanda A.N.R
Teknik Perminyakan
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Istimewa
Metode mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih akurat, tujuannya untuk memastikan apakah sumur migas akan mengalir dan berproduksi. Dari data yang didapatkan untuk mengetahui berapa kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya, dari situ dapat diperkirakan berapa lama reservoir akan berproduksi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir dalam keadaan dinamis dengan cara memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah atau sedang berproduksi, test dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut dengan Build Up Test. Apabila reservoirnya idle maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut Draw Down Test.
Ada tiga jenis uji sumur (Well Test) yang umum dilakukan di lapangan yaitu Deliverability Testing (Uji Potensi), Drill Stem Test /DST (Uji Kandungan Lapisan), dan Pressure Transient Testing (Uji Transient).
Deliverability Testing (Uji Potensi) digunakan untuk mengetahui potensi maksimal dari suatu sumur dan kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi aliran yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir (steady state) sehingga diperlukan waktu yang cukup lama.
Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan)  merupakan suatu pengujian produktivitas formasi sewaktu pemboran masih berlangsung. Uji sumur DST dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi diproduksikan melalui pipa bor. Tujaun dari DST untuk mengetahui kandungan hidrokarbon suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti permeabilitas, faktor skin, dan damage ratio. Drill Stem Test biasanya dilakukan dalam dua periode pengaliran (Uji alir pertama dan kedua) dan dua kali penutupan (Tutup pertama dan kedua).

Pressure Transient Testing (Uji Transient) dilakukan setelah sumur diproduksi beberapa lama dengan harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil untuk memperkirakan karakteristik dan  model reservoir. Dengan demikian diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST, tetapi waktunya tidak lama seperti Deliverability Testing.
Dalam pelaksanaanya di lapangan dari ketiga jenis uji sumur (well test) juga mempunyai pertimbangan mana yang akan digunakan dan masing-masing memiliki manfaat dan fungsi yang sama untuk mengetahui kandungan reservoir, sehingga didapatkan hasil berapa lama akan menghaslkan keuntungan secara ekonomi.

Post a Comment

1 Comments

  1. terimakasih informasinya sangat membantu. ada yg mau saya tanyakan, bagaimana dengan test isochronal. terimakasih sebelumnya

    ReplyDelete

Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji