Ratna
Kanyaka Budi Utami
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Peran Gender (Foto : Elisa) |
Gender (Wikipedia.org)
dalam sosiologi mengacu pada istilah sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan
dengan jenis kelamin individu dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya
dalam masyarakat. Namun konsep gender berbeda dengan makna seks atau jenis
kelamin yang bersifat biologis. Gender dikaitkan dengan orientasi seksual.
Dalam konsep gender terdapat peran gender dan ini yang membuat masyarakat
mengenal maskulinitas dan femininitas. Dewasa ini masih banyak beberapa
penilaian yang kaku pada perilaku-perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan
identitasnya. Hal ini tertuju pada kebiasaan seseorang yang masih suka
memetakan beberapa aktivitas yang harus disesuaikan dengan peran gendernya,
baik itu yang bersifat maskulinitas atau femininitas.
Peran gender (dalam Myers,
1996-psychologymania.com) adalah set
tingkah laku yang diharapkan untuk pria dan wanita. Brigham (1986) mengemukakan
bahwa peran gender merupakan konsep stereotip dalam membahas mengenai peran
gender dan menganggap bahwa peran gender merupakan karakteristik status (psychologymania.com)
Perbedaan secara biologis,
laki-laki dan perempuan dianggap menimbulkan dampak pada perbedaan terhadap
perilaku apa yang cocok (peran gender) dan apa yang tidak cocok terhadap
laki-laki dan perempuan. Mead (dalam Nauly, 1993-psychologymania.com) mengatakan bahwa kebudayaan memegang peranan
penting dalam pembentukan peran gender seseorang, kebudayaan mempengaruhi
proses belajar peran gender dan identitas gender yang kemudian membentuk
stereotip peran gender.
Perempuan dianggap sebagai
makhluk yang lembut, irasional, emosional dan mudah menangis, sedangkan pria
dinilai sebagai makhluk yang independen, rasional, dan inisiatif. Penilaian seperti
ini menyebabkan ada pandangan maskulinitas pada pihak laki-laki dan femininitas
pada pihak perempuan. Beberapa karakteristik ini dimaksud dengan stereotip
gender. Karakteristik-karakteristik inilah yang mengharapkan laki-laki dan
perempuan harus melakukan sesuatu hal yang melekat dengan peran gendernya.
Stereotip gender bisa
menjadi hal yang positif atau negatif, tetapi hal ini harus dikomunikasikan
secara akurat dan terbuka agar tidak timbul bias gender. Secara konvensional,
ada dua tipe mengenai stereotip gender yaitu ;
female stereotype role dan male stereotype role. Female stereotype role menyangkut
beberapa tugas seorang perempuan yang mengurus anak dan urusan rumah tangga
sedangkan male stereotype role merupakan
tugas seorang laki-laki bekerja dan mengurus berbagai macam hal yang berurusan
dengan finansial. Beberapa contoh tersebut bisa menyudutkan pihak laki-laki
maupun perempuan, membatasi ekspresi dan potensi keduanya.
Sumber
/ Refrensi artikel
Id.Wikipedia.org
Psychologymania.com
esterlianawati.wordpress.com/2007/07/18/stereotip-gender
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji