YOUNG CEO DI BAWAH USIA 30 TAHUN

(Review buku 101 Young Ceo-Menggali Rahasia Sukses 101 Pebisnis Muda Indonesia di Bawah Umur 30 Tahun )

Ratna Kanyaka Budi Utami

Fakultas Psikologi

Istimewa

Apa itu CEO? CEO adalah singkatan dari Chief Executive Officer, terjemahannya yaitu pejabat ekskulisif tertinggi. CEO adalah suatu jabatan tertinggi di perusahaan yang tugasnya memimpin perusahaan dan menjaga stabilitas perusahaan tersebut. CEO bertugas sebagai seorang komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola (manajer), dan eksekutor. CEO memberi saran kepada dewan direktur, memotivasi karyawan dan menggerakkan perubahan di dalam organisasi.

CEO memiliki tanggung jawab dan komitmen yang sangat besar. Seorang CEO harus selalu memiliki konsep, ide dan gagasan yang inovatif. Dalam menjalankan perusahaannya ia harus berani bersaing dengan banyaknya kompetitor. Tentu saja, kompetitor-kompetitor tersebut tidak sembarangan, mereka memiliki ide dan ilmu yang mungkin sudah lebih banyak terlebih bagi mereka yang pengalamannya jauh lebih banyak. Lalu bagaimana mereka, para CEO muda ini bersaing dan bertahan hingga sukses hingga sekarang? Saya akan memberikan beberapa review profil CEO muda yang sukses dengan karya inovatifnya dari bidang desain, jasa, kuliner dan pertanian.

1.    Olive Avianca Savitri (Dekorator Kamar Kos Mahasiswa)

Kos-kosan adalah rumah kedua mahasiswa perantauan. Olive adalah mahasiswi Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Ia berkeinginan memiliki kamar kos yang nyaman dan bagus dengan pernak-pernik interior yang sesuai selera. Sedikit anak muda memiliki pemikiran seperti ini Olive, menemukan satu peluang emas berbisnis. Pada tahun 2007, wanita kelahiran 1982 merealisasikan idenya. Ia survei berbagai bahan baku, mencari bahan-bahan unik untuk dijadikan karpet, seprai, bed cover, dan sebagainya. Modal awal Olive berasal dari pinjaman orangtuanya sebesar Rp 15 juta.

Produk yang ditawarkan Sliv Bedroom sangat unik dan khas anak muda. Karpetnya tidak selalu berbentuk persegi panjang, ada bentuk pval, bulat, meliuk, dan sebagainya. Setelah memiliki stok barang, ia menyewa kamar tamu di rumah kosnya untuk didekor sebagai kamar showroom sekaligus toko. Awal penjualannya tidak meningkatkan penjualan secara berarti, lalu ia berusaha mencari strategi lain yaitu mempromosikan hasil karyanya ke majalah. Olive mengirimkan sampel produknya ke majalah-majalah remaja dan anak muda sesuai dengan segmentasinya. Setelah stabil, ia membuat website www.slivbedroom.com untuk memperluas pasarnya. Usahanya saat  ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia, ia juga menjadi Juara 1 Lomba Wanita Wirausaha BNI-Femina. 

2.    Gibran Rakabuming (Bisnis Katering)

Gibran Rakabuming adalah putra dari Gubernur DKI Jakarta, Jokowi. Sebagian kita mungkin sudah tahu bahwa Jokowi adalah seorang pengusaha mebel. Gibran adalah putra pertamanya yang sebenarnya diharapkan untuk meneruskan usaha keluarganya. Ia adalah lulusan Management Development Institute of Singapore. Ia menolak melanjutkan bisnis keluarganya karena merasa kurang tertarik dan enggan meneruskan bisnis warisan, selain itu Gibran juga melihat besarnya potensi bisnis katering di kota kelahirannya, Solo. Gibran kekeh dengan keinginannya, lalu ia mengajukan proporsal pengajuan ke berbagai bank untuk modal finansial. Beberapa proposal Gibran ditolak karena saat itu ia masih sangat muda 22 tahun dan tanpa pengalaman usaha.

Satu bank yang menerima proposalnya walaupun jumlahnya hanya sedikit dari yang dia ajukan. Berbekal dari modal pinjaman bank itu, katering Chilli Pari pun berdiri pada Desember 2010, dan ia menggunakan uang tersebut untuk menyiapkan kantornya dengan konsep unik. Bagian depan kantornya, tempat menerima tamu, didesain seperti restoran mini, agar calon pelanggan bisa test food.Gibran sama sekali tidak membawa nama besar Jokowi, ayahnya saat memasarkan kateringnya. Bisnis Chilli Pari sekarang sudah sukses menjadi salah satu pemain catering yang terpercaya di Solo. 

3.    Dewi Kartika Sari ( Pemilik Tempat Nongkrong Anak Muda Yogya)

Warung kopi sukses milik mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada ini bukan bisnisnya yang pertama. Saat SMA, Sari, nama panggilan akrabnya, berjualan gaun baby doll yang saat itu sedang tren. Lalu ia bersama sahabatnya, Adel, pernah berjual aksesoris dengan merek Delary (singkatan dari Adel-sari) dan mendapat keuntungan sampai 50%.

Sari pernah bekerja sebagai pramuniaga di toko mutiara dengan gaji yang sangat minim, Rp 200.000 per bulan, walaupun keluarganya termasuk berkecukupan, dirinya ingin merasakan uang dari hasil keringatnya sendiri. Lalu Sari memutuskan untuk mendirikan kedai kopi untuk anak-anak muda yang bernama Goeboex Coffee bersama kakak kandungnya, Fandy Hanifan dan sahabatnya, Adelia, mereka patungan modal sebanyak Rp 60.000.000. Mereka melihat besarnya peluang kuliner ini di Jogja karena pasarnya sangat bagus untuk anak muda. Mereka memasarkan tempat ini dengan cara menggandeng beberapa komunitas yang ada di Jogja.

Sari dan temannya menyisihkan keuntungan yang mereka dapatkan untuk mengembangkan bisnis ke depannya. Pelanggan terus berdatangan dan Sari harus memperluas Goeboex Coffee tidak sampai dalam waktu 1 tahun. Ia juga membangun lapangan futsal dan fesyen store Daily-U di atas lahan seluas 4100 meter tersebut. Omzet mereka pun sudah mencapai ratusan juta rupiah perbulannya. 

4.    Rizky Ardi Nugroho ( Jauh-Jauh Kuliah, Pulang Jadi Juragan Beras Organik)

Rizky adalah mahasiswa lulusan Jurusan Tekonologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ia mencoba mendapatkan penghasilan sendiri dengan menjadi makelar fotocopy dan membantu seorang mahasiswa S3 UGM untuk penyusunan disertasinya. Mahasiswa tersebut adalah Pak Ardiyanto seorang pengusaha batik yang cukup besar di Jogja, dari beliau, Rizky belajar ilmu bisnis dan ia tertarik menjadi pengusaha.

Suatu saat, ia melewati salah satu supermarket kelas atas di Jakarta, ia melihat bahwa harga beras organik itu mahal. Ia pun memiliki ide untuk menjual beras organik. Ayahnya memiliki kenalan petani di Brebes, Jawa Tengah yang memiliki lahan beras organik, ia segera ke sana bertemu dengan petaninya dan membeli berasnya. Rizky membungkus ulang beras-beras tersebut dengan merk O-Rice, lalu membuat brosur sederhana. Berbekal brosur tersebut, ia menawarkan beras organik dari rumah ke rumah, dan banyak tantangannya. Diusir satpam sampai menjadi cibiran tetangganya karena jadi sarjana pertanian kok jualan beras.

Motivasi dia berusaha adalah untuk membantu biaya pengobatan ibunya. Sedikit demi sedikit mulai ada yang membeli berasnya, bisnisnya berjalan dengan baik. Ia juga sudah menjual berasnya ke supermarket dan pasar modern Bumi Serpong Damai. Atas perjuangannya ini ia meraih penghargaan Shell LiveWire Business Start-Up Awards. Saat ini sudah ada 12 karyawan yang membantunya dan omzetnya mencapai Rp 150.000.000 perbulan dengan lebih dari 100 agen di 10 kota.

Paparan di atas adalah profil-profil CEO muda yang sukses dengan usahanya. Penulis mengambil beberapa review tersebut dari buku “101 Young Ceo-Menggali Rahasia Sukses 101 Pebisnis Muda Indonesia di Bawah Umur 30 Tahun” karya Ilman Akbar. Masih banyak lagi pembahasan profil pengusaha muda yang melejit dengan karya dan usahanya di buku tersebut. Kesimpulan yang bisa saya ambil dari berbagai profil mereka adalah mereka berani untuk mengambil jalur yang berbeda dengan yang lain, mereka tidak malu melakukan dan menciptakan sesuatu meski banyak hambatan, mereka buktikan dengan hasil kerja keras dan komitmen yang kuat di usia yang masih sangat muda. Jadi , hal apa yang sudah kita lakukan saat ini?

Sumber Refrensi artikel :

Akbar, H. 2013. 101 Young CEO Menggali Rahasia Sukses 101 Pebisnis Muda Indonesia di Bawah Umur 30 tahun. Solo : PT  Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

http://id.wikipedia.org

http://etprof-ceo.blogspot.com/2011/07