oleh : Naurmi Rojab
Destiya
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak
kebutuhan, diantaranya
kebutuhan individu yang masih menempuh pendidikan atau seorang pelajar adalah
kebutuhan untuk berprestasi.
Dalam teori kebutuhan menurut MC Clelland kebutuhan
berprestasi adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu
kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien dari
pada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya (Sobur,2003).
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat diperoleh melalui
suatu proses belajar. Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses
perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, dan kemampuan ini terjadi dalam
jangka waktu tertentu (Irwanto,2002).
Proses belajar itu sendiri terjadi karena pelatihan atau pengalaman dan semua
itu terdapat dalam diri individu yang belajar kemudian menghasilkan perubahan
dalam perilakunya (Walgito,2005)
Selanjutnya dalam proses belajar seorang
pelajar memiliki motif dan motivasi untuk belajar. Giddens (1991:64)
mengartikan motif sebagai dorongan yang memberi energi pada tindakan manusia ke
arah pemuasan kebutuhan. Contoh seorang mahasiswa yang begitu tekun belajar
hingga larut malam tanpa menghiraukan rasa lelah yang ditimbulkan, itu
disebabkan karena adanya motif yang timbul pada individu tersebut (Sobur,2002). Motifasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi selalu berkaitan
dengan soal kebutuhan, salah satunya kebutuhan untuk mencapai hasil
(Sardiman,1986)
Menurut penulis bahwa dalam hal ini
kebutuhan mencapai hasil dalam pelajar yakni mencapai kebutuhan berprestasi
yang baik. Dalam masalah belajar pada umumnya yang menjadi persoalan adalah
bagaimana hasil belajar. Jika hasilnya memuaskan maka pada umumnya tidak akan
menimbulkan masalah. Tapi sebaliknya jika hasil belajar kurang memuaskan maka
timbulah suatu masalah. Masalah itu merupakan salah satu proses belajar,
seperti yang diungkapkan dalam Teori Medan (Field Theory) Lewin
mengemukakan bahwa individu yang dalam situasi belajar berada dalam satu medan
atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat masalah atau hambatan yaitu dalam mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi masalah atau hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah
diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk ke dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya (Hendrawati,2012).
Menurut penulis dalam teori Medan, belajar
adalah berusaha mengatasi masalah atau hambatan untuk mendapatkan pengalaman
sebagai salah satu proses belajar. Kegiatan proses belajar sebagai contoh
adalah penyelesaian tugas-tugas dari guru atau dosen, ujian semester, mencapai
target nilai yang diinginkan dan lain-lain, pada dasarnya merupakan masalah
atau hambatan yang harus diatasi. Untuk mengatasi masalah dalam proses belajar yang ditimbulkan sekaligus
untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan diperlukan adanya motivasi dan kegiatan
belajar yang cocok untuk seorang pelajar. Kegiatan belajar yang cocok untuk seorang pelajar
adalah kegiatan belajar yang berkaitan dengan teori belajar. Teori belajar dalam
hal ini menuju kepada Pavlov yang menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kebiasaan (Walgito, 2005). Kemudian ciri
motivasi belajar yang perlu diperhatikan adalah ; tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi
kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, menunjukan minat terhadap masalah
(Sadirman,1986).
Penulis ingin menambahkan ilustrasi lainnya sebagai
berikut, seorang pelajar yangsetelah
usai sekolah ia akan langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tanpa
menunda sampai besok, mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya, meluangkan waktu untuk membaca buku dan berusaha memecahkan hal-hal
sulit yang ada dibuku tersebut sediri atau mengulang lagi setiap matapelajaran dengan
ulet yang diberikan oleh guru dirumah. Maka dari kebiasaan baik yang dilakukan
oleh pelajar itulah akan menghasilkan belajar yang baik. Dalam hubungan
motivasi belajar dengan kegiatan belajar yang benar sangatlah berhubungan untuk
menciptakan hasil belajar atau target kebutuhan yang memuaskan. Dalam hal ini
belajar untuk memotivasi diri sendiri adalah suatu dorongan penggerak yang ada
didalam diri dan direalisasikan dengan kegiatan belajar yang baik agar
tercipatanya prestasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sobur,A. (2003). Psikologi Umum dalamLintas Sejarah. Bandung: CV.Pustaka Setia.
Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta:PT.Prenhallindo.
Walgito.B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:ANDI.
Sardiman. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Hendrawati. (2012). Teori Medan. Retrieved on December 28, 2013
from:http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/05/teoribelajarkurtlewin.html
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji