Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

BISAKAH PERILAKU HEMAT AIR DIAJARKAN PADA ANAK-ANAK?



PARTISIPASI DOSEN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA PADA SEMINAR INTERNASIONAL

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Perilaku hemat air atau konservasi air adalah tindakan nyata seseorang untuk menggunakan air dengan efektif. Efektif berarti menggunakan air seperlunya saja dan tidak berlebih-lebihan. Persoalannya, orang sering tidak peduli dengan air. Tidak sedikit orang berpikir bahwa air tidak akan habis. Hal ini tentu saja memprihatinkan. sangat banyak orang di belahan dunia lain tidak bisa menikmati air bersih. Sebagai contoh adalah negara-negara di Afrika yang sangat akrab dengan kekeringan. Seharusnyalah orang-orang Indonesia bersyukur, negaranya tidak kering kerontang seperti Afrika.


Untuk membahas tentang pentingnya perilaku hemat air ini, maka dua dosen dan satu alumni Fakultas Psikologi UP45 serta satu dosen Fakultas Teknik UP45 menjadi peserta seminar internasional pada 26-27 Oktober 2016. Topiknya adalah mengajarkan perilaku kosnervasi air pada anak-anak. Mengapa anak-anak? Hal ini karena anak-anak adalah pemimpin masa depan, sehingga mereka perlu dibekali pengetahun dan ketrampilan yang pro-lingkungan hidup. Harapannya kelak mereka ikut menjaga persediaan air di alam. Selain itu mengajar anak-anak berarti menstimulus anggota lain di rumahnya, jadi mengajar anak-anak adalah langkah efisien.


Apa saja contoh perilaku hemat air dalam kehidupan sehari-hari?
Ø  Mandi dengan shower bukan dengan bath up (berendam). Hal ini karena mandi dengan berendam sangat memboroskan air.
Ø  Segera mematikan kran air bila sudah selesai menggunakan air, baik di tempat rumah pribadi maupun di tempat umum. Hal ini penting untuk dikemukakan karena seseorang sangat enggan untuk mematikan kran air di tempat publik. Ia merasa mematikan keran di tempat publik adalah bukan tugasnya atau pihak yang salah adalah orang lain bukan dirinya.
Ø  Mencuci kendaraan menggunakan air yang ditampung di ember, bukan dengan selang yang terus menerus mengeluarkan air tanpa jeda.
Ø  Segera mematikan pompa air bila air pada menara air sudah penuh. Hal ini sering dilupakan orang karena mengisi air di menara membutuhkan waktu yang lama.
Ø  Membilas baju cucian satu kali saja, tidak perlu sampai tiga kali.
Ø  Membawa bekal air dari rumah, bukan membeli air dengan botol kemasan. Hal ini selain untuk menghemat air dan uang, juga mengurangi sampah.
Ø  Bila terpaksa minum dari botol kemasan, maka air hendaknya habis. Jangan sampai air terbuang percuma.
Ø  Air yang diperoleh dari cucuran alat pendingin air (AC), bisa digunakan untuk menyiram tanaman di kebun.

Berikut adalah abstrak dari tulisan yang menjadi peserta seminar internasional tersebut:

GROWING CHILDREN’S WATER CONSERVATION AWARENESS THROUGH WRITING AND DRAWING METHOD

Arundati Shinta, Fx. Wahyu Widiantoro
Psychology Faculty, Proklamasi University, Yogyakarta

Wira Widura,
Engineering Faculty, Proklamasi University, Yogyakarta

Dian Yudhawati
Psychology Faculty, University of Technology Yogyakarta


ABSTRACT. Objective of this essay is to explain the importance of water conservation behavior to children through writing and drawing method. Children are encouraged to participate in this activity based on 4 reasons. 1). Children are the future leaders. Their awareness on water conservation should be developed in early ages. 2). Children usually have soaring curiosity and startling imagination. Therefore they may have surprising method to conserve water. 3). Children usually amused to learn new thing and then practicing it incessantly. They call it playing. 4). Water conservation campaign to children is less likely performed. In this campaign, children are facilitated to write an essay about water conservation; then it is illustrated with children’s drawing. Later on, they read it in front of their friends. Usually, they are enthusiastically participated in these activities. Those attractive essays will be published on school wall magazine, website, T-shirt, and calendar. Hence, the children’s works actually are precious resources for water conservation campaign. Their works are obviously understood by other children. Children may have different language with adults when explaining difficult and important issue such as water conservation.

Keywords: Water conservation, children, writing, drawing.


Sumber:

Shinta, A., Widiantoro, F.W., Widura, W. & Yudhawati, D. (2016). Growing children’s water conservation awareness through writing and drawing method. Call for Papers on the 8th International Graduate Students and Scholars’ Conference in Indonesia (IGSSCI). Page 115-121, ISBN. 978-602-8683-10-4, October 2016. Yogyakarta; Sekolah Pascasarjana UGM.


Post a Comment

0 Comments