IMPLEMENTASI KERJASAMA DENGAN RRI MINGGU KE-173
Fx. Wahyu Widiantoro
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pemimpin atau manajer sangat berperan dalam
membangun iklim dalam organisasi. Kondisi dalam organisasi sangat mempengaruhi
munculnya kreativitas pegawai. Organisasi diharapkan mampu menghadapi setiap
tantangan agar tetap bertahan di tengah kondisi yang semakin kompetitif.
Kecenderungan yang terjadi banyak anggota dalam organisasi yang saling
menyalahkan sehingga tidak produktif dan kehilangan kreativitas. Karakter
pemimpin yang pengeluh semakin mematikan kreativitas pegawai.
Prediktor dari kreativitas pegawai antara lain
yaitu iklim organisasi, karakteristik tugas, gaya kepemimpinan, budaya
organisasi, ketersediaan sumber daya dan karakteristik pegawai, struktur
organisasi serta sistem yang berlaku dalam organisasi (Andriopoulus, 2001;
Cheung & Wong 2010).
Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat
beradaptasi dengan situasi yang kian kompetitif antara lain yaitu organisasi
secara berkala mencoba untuk menciptakan terobosan-terobosan kreatif untuk
memaksimalkan perolehan profit, maupun untuk menjadi organisasi yang efektif.
Gaya kepemimpinan yang berperan sebagai manajer sangat menentukan munculnya
kreativitas pegawai.
Manajer yang merasa kreativitas dibutuhkan dalam pencapaian
tujuan kerja tim, maka akan menciptakan iklim yang menyuburkan kreativitas.
Sikap terhadap bawahan kreatif juga akan positif. Akan tetapi apabila manajer
merasa kreativitas tidak berguna dan membuang waktu, maka besar keungkinannya
manajer akan menciptakan iklim yang menghambat munculnya kreativitas bawahan
(Evans, 1991).
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan
dalam perusahaan merupakan faktor kunci dalam menentukan tingkat kreativitas
pegawai (Scott & Bruce, 1994; Tierney et al, 1999; Cheung & Wong 2010).
Kepemimpinan dideskripsikan sebagai sebuah proses yang mendorong pengikut
mencapai tujuan tertentu yang mewakili nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan
dan aspirasi kedua belah pihak, baik pimpinan maupun individu-individu yang
dipimpinnya (Zayani, 2008).
Alimo-Metcalfe dan Alban-Metcalfe (2004),
menjelaskan bahwa kepemimpinan meliputi kemampuan untuk menciptakan visi yang
menantang bagi organisasi, kemampuan untuk memberikan inspirasi bagi
pengikutnya, dan kemampuan untuk memotivasi pengikutnya dalam bekerja mencapai
tujuan yang menantang.
Kepemimpinan (leadership)
dapat dipahami sebagai kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan
memungkinkan orang-orang memberikan kontribusi terhadap keefektivan dan kesuksesan
organisasi. Seorang pemimpin diharapkan mampu melakukan proses personal yang
bertujuan tidak hanya meningkatkan motivasi pengikutnya tetapi mampu juga
meningkatkan kepuasan kerja, self-esteem,
self-efficacy dan komitmen kerja.
Pemimpin dilarang mengeluh. Hal ini karena:
Ø Pemimpin yang mengeluh akan dipersepsikan lemah oleh anak
buahnya.
Ø Perilaku mengeluh menunjukkan perilaku minta perhatian dari
lingkungan. Ini adalah perilaku yang wajib dihindari bila seseorang ingin
sukses.
Ø Mengeluh akan menjauhkan diri dari kreativitas. Hal ini karena
mengeluh berarti diri sendiri pada posisi benar dan sekarang menjadi korban. Persepsi
mengasihani diri sendiri ini mengakibatkan individu enggan berubah. Dampaknya,
kreativitas berhenti. Bila situasi seperti ini terus maka usia organisasi hanya
tinggal menghitung hari saja.
Tulisan ini adalah materi siaran di RRI pada 16
November 2016, atau sudah memasuki minggu ke-173. MAteri ini bisa berlangsung
dengan lancar berkat adanya kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan RRI
Yogyakarta. Punggawa kali ini adalah Wahyu Widiantoro, pakar public speaking,
dan du mahasiswa yang sangat keren yaitu Wahyu Relisa Ningrum dan Subur
Triyono. Semoga kerjasama yang saling menguntungkan ini dapat terus berlangsung
dengan lancar.
Referensi:
Alimo-Metcalfe, B., & Alban-Metcalfe, J. (2004). The
myths and morality of leadership in the NHS. Clinician in Management, 12, 49-53.
Andriopoulos, C. (2001). Determinants of organizational creativity: a literature review. Management Decision, 39, pp. 834-40.
Cheung, M. F. Y.,& Wong, C-H. (2010). Transformational leadership, leader support,
and employee creativity. Leadership
& Organization Development Journal, 32(7).
Evans, J.R. (1991). Creative thinking: In the decision and management sciences. Cincinnati:
South-Western Publishing Co.,
Scott, S.G. & Bruce, R.A. (1994).
Determinants of innovative behavior: A path model of individual innovation in the
workplace. Academy of Management Journal.
37, 580-607.
Zayani, F. A. (2008). The impact of transformational
leadership on the success of global virtual teams : An investigation based on
the multifactor leadership questionnaire. Dissertation.
Proquest Information and Learning Company, Ann Arbor.
Suggested citation:
Widiantoro, F.W. (2016). Pemimpin yang pengeluh mematikan
kreativitas. RRI Yogyakarta. 2 November
2016.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji