Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENERIMAAN YANG POSITIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER TANGGUH PADA ANAK


IMPLEMENTASI MOU UP45 DENGAN RADIO SONORA YOGYAKARTA

Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Karakter adalah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan dan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter tangguh yakni kebiasaan seseorang yang mampu menghadapi berbagai cobaan hidup dengan tersenyum, dan kemudian berusaha menyelesaikannya. Penyelesaian masalah ini tidak dimulai dengan proses mengeluh atau pun menyalahkan lingkungan, namun terus mencari berbagai alternatif untuk menyelesaikan masalah. Padanan dari karakter tangguh ini adalah tabah dan sekaligus kreatif. Kreatif dalam hal ini adalah kemampuan untuk mencari berbagai alternatif solusi dari suatu permasalahan. Alternatif tersebut sering kali tidak terpikirkan oleh orang-orang apda umumnya. Karakter tangguh ini diperoleh bukan dari faktor keturunan, namun hasil dari pendidikan di rumah. Orangtua membiasakan anak-anaknya untuk tabah dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan anak.


Persoalan yang berhubungan dengan pembentukan karakter tangguh ini adalah orangtua justru sering tidak konsisten dalam membiasakan anak untuk berperilaku tangguh / tabah. Orangtua sering tidak tega melihat anak menghadapi kesulitan, sehingga orangtua mengulurkan bantuan. Adanya bantuan ini membuat anak menjadi paham bahwa bila ada kesulitan maka orangtua akan langsung membantu. Jadi ada sedikit saja kesulitan maka anak akan berpaling pada orangtua untuk meminta bantuan. Anak menjadi tidak mandiri.

Situasi tersebut di atas memang sebuah dilema bagi orangtua. Orangtua yang baik tentu tidak akan tega melihat anaknya menghadapi kesulitan, namun orangtua juga sedih bila anaknya menjadi tidak mandiri. Orangtua seperti dituntut untuk bisa menakar tingkat kesulitan anak, sehingga orangtua bisa mengetahui dnegan cepat kapan untuk menolong dan kapan untuk menunggu sampai ketabahan anak muncul. Itu adalah sudatu hal yang tidak realistis. Hal ini karena kadang kala kesulitan yang dihadapi anak bisa sangat serius meskipun dari awal tampak biasa saja.

Kunci dari membiasakan anak untuk tangguh menghadapi masalah adalah komunikais yang lancar antara anak dan orangtua. Jadi bila anak mengalami kesulitan maka ia bisa berdiskusi dengan orangtua. Orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan alternatif solusi, namun memancing ide dari anak. Anak kadangkala tidak mempunyai ide atau ide yang ada sangat berisiko tinggi. Dalam hal ini orangtua hendaknya tidak langsung menyalahkan anak, namun memberikan penjelasan tentang konsekuensi alternatif solusi dari anak. Diskusi seperti ini justru akan membuka wawasan berpikir anak bahwa setiap solusi pasti ada konsekuensinya.

Pertanyaan berikutnya adalah sanggupkah orangtua menyisihkan waktunya untuk berdiskusi dengan anak? Bila orangtua mempersepsikan bahwa ketangguhan anak merupakan investasi, maka orangtua tentu akan bersedia sekedar ngobrol dengan anak. Hal ini penting karena komunikasi yang lancar tidak bisa dibangun bila anak punya masalah. Komunikasi itu harus dibangun setiap hari, ada atau tidak ada masalah pada anak.

Adapun punggawa siaran kali ini adalah Bapak Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA. dan Bapak Yudha Andri Rianto, S.Psi. Bapak Wahyu adalah dosen Psikologi UP45. Bapak Yudha Andri kini adalah Kepala Sekolah Cita Loka Yogyakarta, sekolah yang selalu menjadi rujukan para orangtua yang peduli dengan pendidikan ketangguhan pada anak. Bapak Yudha Andri ini juga salah satu alumni berprestasi dari Fakultas Psiologi UP45.

Tulisan ini adalah laporan dari pelaksanaan kerjasama antara UP45 dengan Radio Sonora Yogyakarta. Siaran dengan Radio Sonora ini berlangsung pada 3 September 2019, pukul 10.00-11.00. Pada siaran kali ini, pertanyaan yang datang dari para pendengar jumlahnya sangat banyak, mengingat nara sumbernya piawai dalam mengantarkan pesan-pesannya.










Post a Comment

0 Comments