Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PENGENALAN BUDAYA PADA ANAK-ANAK MELALUI BAJU DAERAH DI MASA PANDEMI

 

IMPLEMENTASI MOU ANTARA RADIO SONORA & UP45

 

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 


Indonesia yang memiliki keberagaman budaya sudah selayaknya menjadi kebanggaan bagi kita. Anak-anak sebagai harapan masa depan bangsa perlu sedini mungkin mendapat pendampingan dalam menumbuh kembangkan rasa semangat cinta Tanah Air. Pengenalan budaya pada anak-anak melalui baju daerah di masa pandemi diangkat menjadi tema diskusi yang menarik oleh UP45 dan disiarkan secara langsung oleh Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (25/8).

 Pandemi Covid-19, mengakibatkan banyak perubahan pola kehidupan di seluruh dunia. Demikian pula yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Tatanan kehidupan baru di Indonesia kini mengharuskan kerja, kuliah, ataupun sekolah dilakukan secara online. Selain itu, kegiatan-kegiatan seni budaya seperti pentas tari, perlombaan tari, pameran lukisan, lomba peragaan busana, dan kegiatan lainnya juga dilakukan secara online.

 

Bagaimana bisa memperkenalkan budaya seperti baju daerah kepada anak-anak apabila kegiatan-kegiatan seni dilakukan secara online? “Tentu masih bisa, contohnya dengan cara mengadakan lomba foto baju daerah nusantara, lomba peragaan busana baju daerah nusantara, yang dilakukan secara online”, demikian dituturkan oleh Herlinda Desi Anggraini, Miss Bantul Best Talent 2017, sebagai salah satu narasumber.

 


Lebih lanjut dijelaskan oleh Herlinda yang akrab dipanggil dengan sapaan Mba Eci, bahwa untuk membuat anak mengenal dan mencintai baju daerah bisa melalui aplikasi yang saat ini sering digunakan oleh anak-anak, yaitu aplikasi Tik-tok. “Kita bisa menggunakan aplikasi tik-tok untuk membuat acara, misal kegiatan Baju Nusantara Challenge”, ungkap Founder Anggraini Modeling, yang juga sebagai Mahasiswa Fakultas Psikologi UP45.

 

Pentingnya pengenalan keragaman budaya pada anak-anak melalui baju daerah perlu dipahami oleh para pendamping dan Orang tua. Ketika Orang tua merasa bangga mengenakan baju daerahnya akan memberi contoh nyata bagi anak-anaknya. “Orang tua diharapkan mampu secara kreatif dalam memperkenalkan keragaman budaya pada anak-anak”, jelas Yudha Andri Riyanto, S.Psi., salah satu narasumber dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.

 

Pendengar radio Sonora sangat bersemangat mengikuti jalannya acara ditunjukkan dengan banyaknya kiriman berupa pertanyaan maupun pernyataan melalui aplikasi WA. Berikut merupakan kutipan dari sekian pertanyaan pendengar dan jawaban dari penulis serta narasumber lainnya ketika acara disiarkan.

 
 

1)    Bapak Budi, di Prambanan. Saat usia berapakah anak-anak bisa mulai dikenalkan keragaman budaya? Bagaimana cara yang efektif dalam mengenalkan budaya pada anak?

Jawaban:

Sedini mungkin anak-anak bisa mulai dikenalkan keragaman budaya. Cara yang efektif yaitu dari teladan Orangtua.

 

2)    Mbak Mutiara, di Jogja. Bagaimana cara agar anak tertarik mengenakan baju daerah?

Jawaban:

Orang tua atau pembimbing bisa mulai mencari informasi yang tepat, misal dari internet tentang sejarah serta arti yang terkandung dalam setiap baju daerah. Selanjutnya dapat diceritakan kepada anak-anak, dijelaskan dengan penuh rasa bangga bahwa setiap anak Indonesia hendaknya mengenal keberagaman budaya yang memiliki aneka baju daerah.   

 

3)    Mbak Retnoningrung, di Jogja. Bagaimana menghadapi sikap bila anak cenderung merasa repot bila mengenakan baju daerah?

Jawaban:

Dalam proses mengenalkan kepada anak-anak, maka baju daerah dalam situasi tertentu dapat dikenakan secara tidak lengkap, tanpa disertai pernik-pernik yang seharusnya ada. Bahkan saat ini banyak desain pakaian menggunakan unsur baju daerah. Misal, baju batik, blangkon yang dikenakan sebagai topi, jarit yang didesain menggunakan retsleting, dan sebagainya.  

 

4)    Mbak Kanara Kalisa, di Jogja. Apakah internet berpengaruh dalam pengenalan budaya pada anak?

Jawaban:

Internet sangat berpengaruh dalam pengenalan budaya pada anak. Saat ini anak memiliki kebebasan dan kemudahan untuk mengakses setiap informasi dengan menggunan internet. Penting adanya pendampingan dari Orangtua.

 

5)     Mbak Puspa, di Jogja. Kegiatan apakah yang bisa dilakukan saat ini untuk pengenalan budaya pada anak-anak melalui baju daerah?

Jawaban:

Misal dalam peringatan hari besar Nasional mengadakan lomba foto baju daerah nusantara, lomba peragaan busana baju daerah nusantara, yang dilakukan secara online. Bisa menggunakan aplikasi tik-tok untuk membuat acara, misal kegiatan Baju Nusantara Challenge.

 

6)     Bapak Adi, di Gejayan. Apa relevansi mengenalkan baju dareh di era digital saat ini?

 

Jawaban:

Mengenalkan baju daerah merupakan salahsatu dari sekian banyak cara yang dapat dilakukan untuk terus menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia yang memiliki beragam budaya.

 

7)     Ibu Leona, di Jogja. Adakah korelasi mengenalkan budaya dengan baju daerah? Kadang anak merasa ribet (repot), sehingga memilih baju daerah lain. Bagaimana menyikapi hal tersebut? Ketika meginjak usia remaja, Bagaimana membiasakn anak untuk mengenakan baju daerah?

Jawaban:

Korelasinya yaitu dalam setiap baju daerah tentu mencerminkan budaya setiap daerah asalnya. Saat ini, banyak baju daerah yang didesain dengan tujuan lebih elegan yang dapat dikenakan di berbagai situasi dan lebih praktis untuk dikenakan.

 

8)     Ibu Agnes, di Maguwo. Bagaimana memaksimalkan peran Orang tua dalam pengenalan budaya pada anak?

Jawaban:

Orang tua hendaknya terlebih dahulu memiliki wawasan yang baik serta luas tentang ragam budaya yang ada. Selanjutnya berusaha secara kreatif mendampingi serta mengajarkan kepada anak-anaknya.

 

9)     Ibu Dewi di Baciro. Bagaimana keterkaitan dunia fasion dengan budaya?

Jawaban:

Dunia fashion merupakan salah satu cermin perkembangan budaya yang ada.

 

10)  Ibu Afizah, di Jogja. Seberapa penting mengenalkan pada anak, dan apakah baju daerah mencerminkan budaya?

Jawaban:

Baju daerah dengan pernik-pernik yang menyertainya merupakan gambaran sebuah budaya tertentu. Penting dikenalkan kepada anak karena Indonesia memiliki banyak budaya. Harapannya anak akan memiliki kebanggaan pada Negaranya, anak memiliki kemampuan menghargai sebuah perbedaan yang akan berkembang sebagai sikap toleransi.

 

11)  Ibu Sri, di Jogja. Bagaimana bila anak susah tertarik dengan baju daerah?

Jawaban:

Merasa tidak tertarik karena belum mengenal atau tidak ada upaya diperkenalkan dengan baik. Misal, anak akan tertarik bahkan merasa bangga mengenakan pakaian seperti yang dikenakan oleh “tokoh super” yang diidolakannya.

 

12)  Ibu Ruslina, di Jogja. Anak usia 4 tahun, lebih menyukai cindramata daripada baju daerah. Bagaimana menyikapi hal tersebut?

Jawaban:

Anak usia balita tentu lebih tertarik dengan benda-benda yang dapat “dimainkan” olehnya seperti halnya cindramata daripada baju yang dikenakan. Perlu lebih dijelaskan kepada anak tentang dari daerah mana, asal cindramata tersebut. Selanjutnya perkenalkan bahwa di daerah tersebut juga memiliki baju daerah yang dapat dikenakan oleh anak.

 

13)  Bapak Silverius, di Sleman. Di masa pandemi, perlukah mengenalkan budaya? Bagaimana dengan adanya pengaruh budaya asing yang cenderung negatif?

Jawaban:

Pada dasarnya, dalam situasi apapun penting mengajarkan dan memperkenalkan ragam budaya pada anak karena usia anak merupakan masa pengenalan tentang diri serta lingkungannya. Pada dasarnya, tidak ada budaya yang negatif meskipun dari Negara asing. Budaya dalam pengertian sebagai identitas unik dan khas bagi suatu daerah yang diwariskan secara turun-temurun serta lahir dari akal budi manusia yang luhur.

 

Kesimpulan, rasa bangga terhadap keberagaman budaya Indonesia yang selalu dikebangkan akan menumbuhkan sikap nasionalisme. Anak-anak diharapkan mampu memiliki toleransi, secara sadar memiliki keinginan untuk mempertahankan dan memajukan bangsa dengan menjunjung nilai kebersamaan serta rasa persatuan dan kesatuan.

 

Pendengar yang beruntung mendapatkan hadiah dari Two Hundred Sixty Six Coffe and Barber Shop sebagai salah satu sponsor, yaitu pemilik nomor 088…51 dan 083…29. Sebagai catatan tambahan, disainer poster acara ini adalah Trias Sabila Rahmah, mahasiswa Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta.

 

 

Widiantoro, FW (25 Agustus 2020)

Post a Comment

0 Comments