Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PERILAKU 'MUTUNGAN' PADA ANAK-ANAK

 

MODEL UNJUK RASA ANAK-ANAK YANG KECEWA

IMPLEMENTASI MOU RADIO SONORA & UP45

 

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 


Mutungan merupakan sebuah istilah dalam bahasa Jawa untuk menggambarkan seperti sikap jengkel atau ngambek karena sebuah keinginan tidak dituruti atau tidak sesuai harapan. Perilaku mutungan yang biasa sebagai model unjuk rasa anak-anak yang kecewa, ternyata juga banyak dilakukan oleh orang dewasa. Tema diskusi yang menarik dibahas dan disiarkan secara langsung hasil kerjasama UP45 dan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (13/10).

 

Banyak individu dari usia anak bahkan hingga orang dewasa sulit mengungkapkan secara lisan tentang kekecewaan yang dirasakan. Mereka mungkin sadar setiap kali mereka mengekspresikan kecewa dengan perilaku yang kurang bisa diterima secara sosial. Bagi anak-anak yang sering terjadi ketika Orang tua di rumah enggan berkomunikasi yang sifatnya bersahabat dengan anaknya.

 

“Ketika anak saya yang masih balita bersikap mutung karena kecewa terhadap sesuatu, biasanya yang saya lakukan yaitu dengan langsung memeluknya. Mungkin hal itu dapat lebih menenangkan dan emosinya pun berangsur dapat mereda”. demikian dikisahkan oleh Dyah Rosiana Puspitasari, S.H., LL.M., Dosen Fakultas Hukum UP45, sebagai salahsatu pembicara.

 


Kecewa merupakan suatu perasaan yang sangat normal terjadi pada setiap individu. Semua interaksi sosial yang dilakukan seorang individu memunculkan emosi, termasuk rasa kecewa. Pada anak-anak diharapkan mampu belajar mengekspresikan emosi kecewa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menentukan respons yang sesuai terkait situasi yang dihadapi.

 

“Pada masa anak-anak bentuk perilaku sebagai ungkapan emosinya sulit dibedakan. Misalnya ekspresi menangis pada anak atau bayi dapat berarti lapar, takut, kecewa, marah,dan sebagainya. Anak perlu diajari mengenal perasaannya karena berpengaruh tidak hanya pada perilaku saat ini namun juga perilaku di masa mendatang”, ungkap Yudha Andri Riyanto, S.Psi., dari Resource Development Yayasan Tunas Sekar Lintang, DIY.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan jawaban dari penulis dan narasumber lainnya.

 

  1. Bapak Ardian Wijaya, di Mangkubumi. Bagaimana cara mendidik anak agar tidak mudah mutungan? Apa sebenarnya penyebab perilaku mutungan? Bagaimana pelatihan yang bisa dilakukan agar tidak mudah mutungan?

Jawaban: Perilaku mutungan yang ditunjukkan dengan sikap diam dan tidak mau berbicara oleh anak-anak, pada awalnya lebih disebabkan oleh tingkat keterampilan komunikasi. Anak mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaannya dalam bentuk lisan. Ketika perilaku tersebut mendapat penguatan atau dukungan dari Orang tua, maka perilaku tersebut cenderung diulang oleh anak ketika mengalami kondisi yang serupa. Misal untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Agar perilaku mutungan tidak berkembang menjadi sifat bagi anak maka Orang tua hendaknya sedini mungkin mengajarkan cara mengenali dan mengungkapkan perasaan melalui bahasa lisan yang benar. Anak dilatih untuk mampu mengungkapkan rasa kecewa, marah dengan kata-kata yang tepat dan santun.

 

  1. Bapak Sarwo, di Kalasan. Anak saya, perempuan usia 14 tahun. Di sekolah seringkali dikatakan nakal oleh teman-temannya. Bagaimanakah menghilangkan stigma nakal dari teman-teman sekolahnya tersebut?

Jawaban: Baik bila Orang tua menyampaikan kondisi tersebut pada guru wali kelas di sekolah. Bersama mencari penyebab stigma nakal yang diterima anak. Hasil diskusi dengan guru wali kelas dapat dijadikan dasar dalam mendampingi anak.

 

  1. Ibu Yani, di Bantul. Sikap mutungan tersebut di pengaruhi oleh faktor lingkungan atau sudah menjadi karakter ?

Jawaban: Perilaku mutungan yang sering terjadi dilakukan oleh anak lebih dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang lengkap di usia dini. Anak cenderung kurang mendapat pelatihan dalam mengenal dan mengungkapkan emosi, kekecewaan melalui kata-kata. Kurangnya pendampingan Orang tua tersebut juga berdampak dalam kemampuan berkomunikasi yang minim pada anak serta kurang mampu dalam mengelola emosinya.  

 

  1. Ibu Nazwa, di Jogja. Apakah perilaku mutungan dapat dihilangkan?

Jawaban: Perilaku mutungan secara bertahap dapat dihilangkan. Pada anak-anak dengan mengajarkan cara mengekspresikan emosi dengan tepat. Pada individu dewasa lebih membangun konsep penerimaan diri secara lebih positif.

 

  1. Ibu Kabitra, di Jogja. Bagaimana dan apa saja model unjuk rasa pada anak-anak?

Jawaban: Model unjuk rasa pada anak-anak yang sering terjadi antara lain yaitu menangis, meronta, membanting barang, mutung atau ngambek dengan sikap berdiam diri tanpa berkata-kata dan tidak mau melakukan apapun.

 

  1. Ibu Mayang,di Jogja. Saya memiliki seorang teman yang mudah mutungan. Bagaimana cara mensikapi teman tersebut karena semakin lama semakin menjengkelkan?

Jawaban: Perilaku mutungan yang terjadi pada individu dewasa lebih disebabkan oleh kurang matangnya kemampuan mengelola emosi. Hal yang bisa dilakukan sebagai seorang teman antara lain yaitu memberi pengertian bahwa sikap mutungan tersebut tidak akan menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Bahkan berdampak buruk bagi diri sendiri terlebih ketika bersosialisasi dengan orang lain. Selanjunya dapat mengajarkan sikap asertif.

 

  1. Ibu Manik, di Pakualaman. Bagaimana emosi agar dapat tersalurkan agar tidak mutungan?

Jawaban: Agar mampu menyalurkan emosi dengan tepat agar tidak berperilaku mutungan tentu membutuhkan kerendahhatian untuk mau belajar dalam mengelola emosi. Menyalurkan emosi dengan cara yang elegan dan dapat diterima oleh lingkungan.

 

  1. Ibu Asih, di Sanden Bantul. Apakah bedanya mutungan dengan tantrum yang terjadi pada anak?

Jawaban: Mutungan lebih pada sikap agresif pasif yaitu pernyataan marah yang ditunjukkan dengan perilaku diam. Tantrum lebih pada sikap agresif aktif yaitu pernyataan marah yang ditunjukkan dengan perilaku teriak, berguling serta gerakan tubuh yang cenderung tidak terkendali pada anak-anak.

 

  1. Bapak Dimas, di Jogja. Bagaimana seharusnya sebagai seorang ayah dalam menghadapi sikap mutungan yang dilakukan oleh anak?

Jawaban: Ketika menghadapi sikap mutungan yang dilakukan oleh anak, hendaknya Orang tua tetap tenang, menunggu waktu yang tepat agar dapat mengajak berdiskusi anak. Setelah emosi anak reda, Orang tua dapat memberi pegertian bahwa sikap mutungan tersebut bukanlah sikap yang positif bahkan akan mempersulit diri sendiri bagi anak. Selanjutnya perlu mengajarkan keteraampilan dalam mengelola emosi dengan tepat.

 

Pendengar yang mengirimkan pertanyaan menarik dan beruntung yaitu pemilik nomor 083…00 dan 082…48, mendapat hadiah dari Two Hundred Sixty Six Coffe and Barber Shop sebagai salah satu sponsor. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (13 Oktober 2020)

 

Post a Comment

0 Comments