Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PERATURAN KELAS BERDASARKAN KEBUTUHAN MASLOW UNTUK SISWA KELAS 2 SD



Lusia Gayatri Yosef
Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta

Kebutuhan pada anak (Foto : TK Puspitasari Kwasen)
Saat penulis mengadakan kelas pendampingan membaca dan menulis pada siswa kelas 2 SD, penulis belajar membuat peraturan kelas. Peraturan kelas tersebut berdasarkan dari kebutuhan Maslow. Hal ini bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang sehat secara mental dalam proses pembelajaran di kelas. Sebagai contoh:
1.    Kebutuhan fisiologis. Petty (2009) mengungkapkan bahwa kebutuhan fisiologis terdiri dari makanan, air, udara, dan sebagainya. Aplikasi penerapan peraturan kelas yang dilakukan penulis adalah pemberlakuan kepada siswa untuk membawa bekal makanan siang. Hal tersebut dikarenakan kelas pendampingan membaca dan menulis diadakan setelah pulang sekolah. Penulis memberikan rekomendasi kepada guru yang akan menerapkan pemenuhan kebutuhan fisiologis kepada siswa bentuk peraturan membawa bekal makan siang bila ada jam tambahan pelajaran; memfasilitasi kebutuhan siswa menjaga kesehatan seperti keran air untuk cuci tangan; Guru memberi ijin kepada siswa apabila siswa hendak ijin buang air besar atau buang air kecil ke kamar mandi. Ketika kebutuhan fisiologis anak-anak tidak terpenuhi, anak-anak memiliki kecenderungan untuk rewel atau mudah menangis.
2.    Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi rasa bebas dari luka dan terluka, keamanan, stabilitas dan lain sebagainya (Petty, 2009). Untuk memenuhi peraturan ini maka anak-anak diberlakukan peraturan untuk tidak berkata buruk mengenai kemampuan teman sekelasnya. Anak-anak juga diberlakukan untuk tidak memukul satu sama lain. Penulis menemukan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman ini cukup menantang. Karena, anak usia kelas 2 SD merupakan anak-anak yang aktif. 

3.    Kebutuhan rasa memiliki-dimiliki dan cinta. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta dan afeksi, untuk memiliki dan dimiliki seutuhnya (Petty, 2009). Penulis mengaplikasikan kebutuhan tersebut melalui  peraturan bahwa alat lukis yang tersedia saat kegiatan membaca dan menulis digunakan untuk bersama. Masing-masing anak diminta untuk belajar menunggu apabila alat lukis sedang digunakan oleh teman, anak juga diijinkan untuk memberi ide dalam menawarkan warna dari alat lukis kepada teman. Tujuan dari peraturan tersebut untuk melatih anak belajar berbagi.
4.    Kebutuhan dihargai. Kebutuhan ini meliputi harga diri, semangat untuk meraih penghargaan, kekuatan dan rasa percaya diri, cukup untuk merasa mampu menangani suatu hal sendiri (Petty, 2009). Penulis mengaplikasikan kebutuhan tersebut dalam peraturan kelas adalah meminta anak untuk bercerita tentang hasil lukisannya di depan kelas. Apabila siswa yang lain tidak diijinkan untuk menertawakan atau mengejek cerita yang diungkapkan oleh anak. Tujuan dari peraturan tersebut untuk melatih anak menunjukkan kemampuan dalam bercerita. Selain hal tersebut, melatih anak untuk menghargai teman yang sedang menunjukkan kemampuannya.
5.    Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk membuat aktual mengenai potensi yang dimiliki. Hal tersebut diikuti oleh pertumbuhan dan perkembangan pribadi dengan diikuti hasrat dan minat-minat individu. Ekspresi diri, tindakan kreatif, butuh untuk ditelusuri untuk suatu identitas dan kebermaknaan hidup (Petty, 2009). Penulis mengaplikasikan kebutuhan tersebut melalui meminta anak untuk tidak mengkritik dirinya sendiri mengenai lukisan yang sedang atau telah dibuat. Tujuan dari peraturan tersebut adalah untuk melatih anak menghargai hasil aktual dari kemampuannya.
Penulis memberikan rekomendasi bahwa peraturan kelas di atas dapat diaplikasikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan lapangan, juga sesuai dengan tujuan pengembangan karakter anak.

Referensi:
Petty, G. (2009). Teaching today: a practical guide. London: Nelson Thornes.

Post a Comment

1 Comments

Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji