TANGGAP BENCANA
PALU, DONGGALA & SIGI SULAWESI TENGAH
12 Oktober – 19 November 2018
(Kerjasama SOS CHILDREN’S VILLAGES, IAFMI, IA-ITB & UP45)
Dewi Handayani Harahap
Fakultas Psikologi Universitas Prokalamsi 45
Yogyakarta
I. PELAKSANAAN
KEGIATAN
Bencana
alam gempa bumi, lekuefaksi dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 di
Palu, Donggala dan Sigi propinsi Sulawesi Tengah di Indonesia, merupakan
bencana yang ditetapkan sebagai bencana Nasional, sehingga menarik perhatian
dunia. Bantuan berdatangan dari berbagai pihak, baik lembaga pemerintah maupun
swasta sebagai wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab kemanusiaan.
Universitas Proklamasi 45 (UP45) Yogyakarta sebagai institusi pendidikan merasa
perlu untuk berpartisipasi dalam program kemanusiaan ini, sebagai wujud misi
pendidikan maupun penerapan ilmu dalam bidang kemanusiaan. Untuk itu UP45
Yogyakarta bekerjasama dengan beberapa pihak yaitu IAFMI (Ikatan Ahli Fasilitas
Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia), SOS
Children’s Villages, Ikatan
Alumni ITB dan pihak-pihak donatur secara pribadi atau non kelembagaan dalam menjalankan misi tersebut.
UP45
Yogyakarta membentuk tim relawan Palu, Donggala dan Sigi di bawah koordinasi
Biro Psikologi UP45 sebanyak 15 orang, yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan
karyawan. Tim relawan bertugas melaksanakan program kemanusiaan Palu, Donggala
dan Sigi, mulai dari menyiapkan konsep, menyiapkan teknis pelaksanaan, terjun
langsung kelapangan, pembuatan laporan dan evaluasi. Tahap pertama relawan dari
UP45 sebanyak 2 orang mahasiswa, yaitu Anggi Laksmana (NIM: 14.310.410.1073)
dan Rio Wahyu Nugroho (NIM: 17.310.410.1166) bersama tim SOS Children’s Villages melaksanakan kegiatan di daerah Petobo,
Tipo dan Palu tanggal 12 Oktober 2018 sampai dengan 5 November 2018. Bersama
mereka juga ada mahasiswa Kelas Khusus bernama Kurnia Adi Gerhana dari program
studi Manajemen yang melalui PT. Angkasa Pura memperkuat tim relawan yang ada
di Palu.
Dua
orang berikutnya pada 30 Oktober 2018 sampai dengan 19 November 2018, yaitu
Ilham Baydowi (16.310.410.1132) dan Nico Hari Al Araafi (17.310.410.1165) di
daerah Petobo, Tipo dan Palu. Kegiatan berlangsung dari tanggal 12 Oktober 2018
sampai tanggal 18 November 2018, dengan misi pendampingan psikososial fokus
pada penyintas anak-anak usia SD-SMP. Pendampingan psikososial yang dilakukan
tim relawan berupa pendampingan pada anak melalui metode bermain dan
psikoedukasi agar penyintas mampu menyesuaikan diri setelah terdampak bencana.
Tingkat kehadiran anak-anak yang didampingi 18-130 anak dari berbagai kegiatan
yang berbeda. Mereka adalah anak-anak yang masih memiliki orang tua atau
keluarga. Sedangkan yang sudah tidak memiliki orang tua atau keluarga langsung
ditampung di panti asuhan.
Perbedaan
mendasar dari tugas 2 orang pertama dan yang kedua adalah, tim pertama harus
melakukan survei ke semua daerah terdampak dan mencari penyintas anak-anak yang perlu dibantu. Mereka melakukan pendekatan terhadap para
orang tua agar memperbolehkan anak-anak mereka mengikuti program pendampingan.
Mereka juga harus mencari tempat yang sesuai untuk menjalankan program. Pada
awalnya pendampingan dilakukan di tenda, tetapi setelah dilihat kondisi
bangunan sekolah yang layak, maka kegiatan dipindahkan ke sekolah. Anak-anak
SMP mendapatkan metode semacam hipnoterapi untuk mengatasi trauma, dan berhasil
membuat mereka aktif serta memiliki motivasi untuk kembali bersekolah.
Anak-anak yang tergolong nakal justru dilibatkan dan diberikan perhatian,
sehingga merekalah yang justru lebih banyak aktif dan mempengaruhi rekan-rekan
mereka secara positif. Tim kedua tinggal melakukan penguatan dengan pengulangan
dari pola psikoedukasi yang sudah dilakukan oleh kelompok pertama.
II. TIM KERJA RELAWAN PALU UP45
- Penanggung
jawab : Dewi Handayani, S.Psi.,
M.Psi.
- Pendamping : Eni Rohyati, S.Psi., M.Psi.
- Sekretaris : Ruth Yuni TI Salomo
& Deni Santi Pertiwi
- Bendahara : Suci Indah Permata Sari
& Meissy Bella Sari
- Pengadaan : Nur Roy Tri Rahayu, Siti
Hanifah & Ana Istiqomah
- Media : Febrianti
Ginting
- Pelaksana
lapangan: 1) Anggi Laksmana
2) Rio Wahyu Nugroho
3) Nico Hari Al Arrafi
4) Ilham Baydowi
5) Kurnia Adi Gerhana
III. KERJASAMA PARA PIHAK
Pihak yang terlibat
dan berpartisipasi pada program kemanusiaan tanggap bencana Palu, Donggala dan
Sigi yaitu :
1.
SOS Children’s Villages Indonesia adalah
lembaga non-profit berskala nasional yang memiliki misi melakukan pendampingan
psikososial, khususnya terhadap anak-anak yang menjadi penyintas bencana.
2.
IAFMI yaitu
sebuah lembaga berupa asosiasi para Profesional
yang bergerak di bidang Fasilitas Produksi Migas di Indonesia.
3.
IA-ITB Yogyakarta
yaitu ikatan alumni ITB yang berdomisili
di Yogyakarta.
4.
Donatur-donatur non Instansi : yaitu sejumlah donatur yang
memberikan donasi atas nama pribadi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
IV. EVALUASI &
REKOMENDASI
Berdasarkan
pelaksanaan Program kemanusiaan tanggap bencana Palu, Donggala dan Sigi yang
telah dijalankan pada tanggal 12 Oktober-19 November 2018, didapatkan hasil
yang memuaskan dimana program berjalan lancar dan bantuan dapat tersalurkan
kepada yang membutuhkan. Pihak SOS
Children’s Villages tetap ingin bekerja sama dengan para mahasiswa UP 45
yang berminat untuk menjadi relawan sosial.
Walaupun
tanpa pembekalan yang cukup (karena tingkat kedaruratan yang tinggi), ternyata
segala kelebihan dan kekurangan para relawan dapat saling mengisi, sehingga
secara umum program ini memberi dampak positif terhadap para penerima manfaat (beneficiaries). Hasil yang terlihat
nyata dari program relawan adalah, bahwa dalam beberapa minggu kegiatan,
anak-anak yang didampingi sudah mampu menjalankan kehidupan sehari-hari dan
kembali ke keluarga masing-masing. Bahkan mereka sudah mampu merawat kebersihan
diri sendiri serta lingkungan. Kebiasaan mereka membuang sampah sehari-hari
sudah di tempatnya, dan lingkungan menjadi lebih bersih dan teratur. Bahkan ada
dari anak-anak itu yang mampu menegur orang lain termasuk orang tua mereka yang
membuang sampah sembarangan. Para orang tua pun pada akhirnya meniru perilaku
bersih dari anak-anak mereka.
Dari
dimensi psikososialnya, anak-anak yang mengikuti program pendampingan
psikososial menunjukkan perilaku sebagai berikut:
1.
Lebih percaya diri, di mana mereka mampu mengucapkan terima
kasih dan memberikan respon yang baik kepada para relawan.
2.
Mereka menemukan cita-cita kembali dan mau sekolah lagi
3.
Memanfaatkan perpustakaan untuk belajar
4.
Sopan terhadap orang baru
Perubahan
lain adalah aktivitas seksual anak-anak yang memiliki kebiasaan untuk memainkan
alat vital mereka. Dengan metode bernyanyi, maka kebiasaan itu telah berubah, bahkan di antara mereka sudah ada yang mulai melarang orang
lain untuk menyentuh bagian tubuh mereka yang tidak pantas. Mereka lebih
sensitif dengan sentuhan orang lain, sehingga tidak lagi mudah untuk menjadi
korban pelecehan seksual. Anak-anak yang pada awalnya secara umum menyendiri
sudah mau bersosialisasi, berani untuk mengikuti aktivitas di tempat yang
mengingatkan mereka pada bencana seperti tanah rendah dan pantai. Terhadap tim
relawan, anak-anak tersebut selalu menanyakan untuk bertemu kembali keesokan
harinya, sebagai bentuk respon positif atas manfaat yang dirasakan dari
kegiatan yang dilakukan. Mereka bahkan datang ke tenda para relawan untuk
berinteraksi secara lebih mendalam dan mengajukan banyak pertanyaan. Ada satu
anak yang selalu menyendiri dan didampingi selama beberapa minggu, lalu sudah
mulai bisa berbaur dengan temannya.
Kegiatan
kemanusiaan seperti ini adalah pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat,
khususnya mahasiswa Fakultas Psikologi UP 45 yang sudah menjadi relawan tentang
berbagi rasa dan menerapkan ilmu untuk mengatasi dampak psikososial dari
bencana alam gempa bumi, lekuefaksi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi.
Mereka belajar bagaimana mengembangkan Soft
Skill dan Life Skill dalam
kondisi yang ekstrim. Mereka yang menjadi panitia di Yogyakarta juga
mendapatkan pengalaman untuk mengorganisasikan kegiatan semacam ini sebagai tim
pendukung. Para guru di lokasi bencana sangat kooperatif untuk menerima masukan
atas penanganan anak-anak penyintas.
Mengingat
pentingnya hal tersebut maka rekomendasi yang diajukan ialah mengirimkan
kembali tim relawan UP45 bekerjasama dengan SOS
Children’s Villages yang fokus terhadap penanganan efek psikososial pasca
bencana, yang dilengkapi dengan pembekalan yang lebih memadai bagi para
relawan. Rencana pengiriman kembali relawan disesuaikan dengan program SOS Children’s Villages, yang telah
memasuki masa stabilisasi perubahan.
V. RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan maka program ini akan dilanjutkan kembali kepada
tahap II program kemanusiaan Recovery
Bencana Palu, Donggala dan Sigi. Rencana penerjunan sebanyak 2 orang relawan
dari mahasiswa UP45 Yogyakarta bekerjasama kembali dengan SOS Children’s Villages pada akhir Januari 2019. Rencana penerjunan tahap 2 fokus kepada Recovery pasca bencana yaitu pendampingan psikososial atau sesuai
dengan kebutuhan, agar para penyintas dapat menyesuaikan diri untuk memulai
kehidupan yang baru secara optimal. Jika ingin mengirimkan
kembali tim relawan, maka ada beberapa rekomendasi untuk dipersiapkan:
1.
Penggunaan atribut seperti baju dengan bahan dan model yang
dipakai oleh relawan sebelumnya sangat membantu. Anak-anak yang didampingi
cepat merasa aman dan percaya dengan adanya atribut seragam. Lembaga lain
seperti PMI dan lembaga lain adalah mitra, maka dengan simbol yang dapat
ditempel dan lepas sangat berguna untuk memberikan identitas yang langsung
dikolaborasikan dengan tim dari lembaga-lembaga tersebut.
2.
Bantuan sebaiknya tidak berupa makanan, tetapi lebih
berorientasi untuk pendidikan/psikoedukasi. Bantuan makanan banyak yang justru
disalahgunakan, karena begitu banyak yang memberikan bantuan berupa makanan.
3.
Didukung data yang tepat, sehingga tepat serta cepat ke
sasaran
4.
Ada program juga untuk para guru serta orang tua, agar
interaksi dengan anak-anak yang ikut program tidak melemahkan, tetapi justru
memperkuat hasil.
5.
Sebaiknya tim dari UP45 memiliki tenda sendiri
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji