UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI DOSEN
Arundati Shinta
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Anak menggambar sesuatu tentu berdasarkan sesuatu yang
diketahuinya dengan baik. Semakin banyak yang ia ketahui, semakin gambarnya
menunjukkan keluasan berpikirnya dan juga tahap perkembangannya. Anak usia kurang dari 2
tahun mempunyai kemampuan psikomotorik halus yang terbatas. Anak baru tahu
adanya alat-alat gambar seperti pastel / crayon. Pastel itu kemudian
diremas-remas, bukan dijadikan alat untuk mewarnai suatu gambar. Hal ini
berarti bahwa kegiatan menggambar pada anak sebenarnya bukan menggambar tetapi
lebih kepada bermain-main saja.
Mengapa kita perlu memahami gambar anak? Metode gambar anak
adalah cara untuk mengetahui apa yang terjadi dengan anak. Selain itu, semua
anak senang menggambar. Setelah selesai menggambar, anak kemudian diminta untuk
bercerita / menjelaskan tentang gambar itu. Ketika gambar anak konsisten, maka
hal itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang ingin diceritakan. Misalnya, anak
selalu menggambar tentang figur ayah, berarti ia ingin menceritakan sesuatu
yang berhubungan dengan ayah.Oleh karena itu anak perlu diajak bercerita tentang gambarnya.
Analisis gambar anak hanyalah salah satu metode dalam psikologi untuk memahami anak. Orangtua hendaknya mampu mengajak anak bercerita tentang gambar anak. Anak akan sangat senang bila ada orang yang bersedia mendengarkan tentang cerita dibalik hasil gambarnya. Inilah kesempatan bagi orangtua / orang dewasa untuk lebih memahami anak.
Tulisan ini adalah laporan partisipasi dosen dalam workshop analisis gambar anak-anak. Ini merupakan usaha-usaha dosen Psikologi UP45 untuk meningkatkan kompetensinya. Workshop ini dilaksanakan di New Metro Hotel Semarang, pada 25 November 2017, oleh Fadillah M.Psi. Beliau adalah Director PT. Care Indonesia Solusi, Dosen Psikologi Design Prodi Desain Komunikasi Visual ITB.
0 Comments
Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji