Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

MENJAGA PRIVASI ANAK DI MEDIA SOSIAL

 

KEGIATAN PENGABDIAN DOSEN UP45 & MAHASISWA DI RADIO SONORA

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA

Fakultas Psikologi UP45

Yogyakarta

 


Intensitas anak dalam mengakses internet mengalami peningkatan saat ini, baik untuk keperluan belajar maupun bermain. Peran Orang tua yaitu mendampingi anak agar terhindar dari dampak negatif media sosial. Tema “Menjaga privasi anak di media sosial”, dibahas dan  disiarkan secara langsung hasil kerjasama UP45 dengan Radio Sonora 97.4 FM Yogyakarta (23/3).

 

“Pentingkah menjaga privasi sosial bagi anak?”, demikian pertanyaan yang di lontarkan oleh  Ayu Gigih Rizqia, S.Psi., M.Psi., sebagai salah satu pembicara. “Privasi dapat diartikan sebagai batasan informasi tentang diri yang boleh dan kita ijinkan untuk diketahui oleh pengguna media sosial lainnya”, jelas Ayu yang juga menjabat sebagai Ketua Biro Psikologi Fakultas Psikologi UP45.

 


Pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat. Orang tua hendaknya mendampingi dan mengawasi anak dalam mengakses informasi di internet agar anak terhindar dari berbagai dampak negatif, diantaranya perundungan di media sosial atau cyberbullying, kejahatan siber dan kejahatan seksual via daring,  paparan iklan yang tidak layak anak, hingga kecanduan gawai.

 

Berikut merupakan rangkuman dari ragam pertanyaan pendengar radio saat acara berlangsung dan tanggapan dari penulis dan narasumber lainnya.

 

1)    Ibu Indah, di Jogja. Apakah dengan tidak memfasilitasi anak dengan HP, gadget sudah menjadi cara bijak? Bagaimana tips menjaga privasi anak di media sosial?

Jawaban: Kita pertimbangkan berapa usia anak. Saat ini, bagi anak yang menginjak usia sekolah, tentu membutuhkan fasilitas online sebagai kebutuhan belajar. Bijak atau tidaknya lebih ditentukan dari tingkat kebutuhan anak.

Tips menjaga privasi anak di media sosial, antara lain dengan memahami jenis aplikasi yang akan diakses, mempertimbangkan segala konsekwensi sebelum mengunggah sesuatu di media sosial, bijak dalam mengakses media sosial.

2)    Bapak Adi, di Gejayan. Anak-anak sudah tau tentang “give away” di media sosial. Bagaimana cara-cara menghindarkan anak agar tidak tergiur dengan berbagai hadiah yang ditawarkan hingga mengajak membagikan data privasinya di media sosial?

Jawaban: Penting adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Adanya keterbukaan komunikasi maka diharapkan anak selalu melibatkan orang tua dalam aktivitasnya mengakses media sosial. Anak dapat diarahkan untuk meminta ijin, mendapat persetujuan serta mendiskusikan dengan orang tua tentang hal-hal yang akan diunggah di media sosial, dan sebagainya.

3)    Mas Ahmad Prasetya, di Wirobrajan. Saat ini banyak anak lebih terbuka menceritakan masalah pribadi kepada teman dari pada kepada orang tua. Bagaimana menghadapi hal tersebut?

Jawaban: Anak yang berusia remaja cenderung merasa lebih dekat dengan teman sebaya. Penting bagi setiap Orang tua bersedia untuk terus belajar agar dapat berkomunikasi dengan baik terlebih memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik serta bersikap sebagai seorang sahabat yang baik bagi anak-anaknya.

4)    Ibu Ayu, di Palagan. Anak saya sekolah modeling, tari dan memang ingin memiliki banyak followers di media sosial. Bagaimana menyikapi hal tersebut?

Jawaban: Menjadi terkenal karena pretasi dan hal positif dengan cara yang tepat tentunya menjadi hal yang membanggakan. Oleh karenanya perlu kerjasama yang baik antara orang tua dan anak melalui keterbukaan dan kesadaran Orang tua untuk terus bersedia belajar agar lebih mampu mendampingi tumbuh kembang anak secara bijak dan sehat.

5) Bapak Andri, di Jogja. Anak boleh memiliki akun medsos, asal selalu didampingi dalam mengaksesnya. Adakah solusi agar dalam pendampingan tersebut anak tidak menjadi trauma, bahkan takut terhadap medsos?

Jawaban: Orang tua dalam mendampingi anak lebih bersikap sebagai teman diskusi. Bukan sekedar sebagai pengawas bagi anak. Pergunakan tutur kata dan sikap yang bersahabat agar anak juga dapat terbuka dan memiliki kepercayaan yang baik kepada orang tua.

6) Ibu Nina, di Condongcatur. Saya membelikan HP untuk anak saya, namun HP nya kemudian di beri password/ kata kunci. Bagaimana menghadapi kondisi tersebut?

Jawaban: Perlu ada kesepakatan antara orang tua dan anak sejak awal dibelikan HP. Anak diberi pengertian bahwa Orang tua perlu mengetahui isi HP anak sebagai upaya mendampingi dan menghindarkan dari berbagai hal yang tidak diinginkan. Kesepakatan juga dapat dilakukan sebagai upaya memberi batasan penggunaan HP, dan fungsi utama HP sebagai pendukung tanggungjawab utama anak yaitu belajar.

 

Siaran ini terlaksana berkat kolaborasi beberapa dosen dan mahasiswa UP45 yakni

     §  Dosen Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA sebagai nara sumber utama

     §  Dosen Ayu Gigih Rizqia, S.Psi., M.Psi., sebagai nara sumber tamu

     §  Dosen Dr. Arundati Shinta sebagai kontibutor ide dan acara, serta publikasi.

     §  Mahasiswa Tris Sabila Rahmah sebagai disainer poster.

 

Pendengar yang telah mengirim pertanyaan menarik dan beruntung mendapat hadiah berupa pulsa cellular yaitu pemilik nomor 081…96. Terima kasih kepada seluruh Sahabat Sonora 97.4 FM Yogyakarta.

 

Widiantoro, FW (23 Maret 2021)

Post a Comment

0 Comments